Tugas-1: PRE -TEST
MANAJEMEN dan ANALISIS DATA -2
Nama: Anifatun Mu’asyaroh NPM : 1006668014
1. Dari data
“Uji bivariat, confounding, & interaksi.SAV” lakukan uji statistik untuk melihat
faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR.
2. Sajikan
hasil analisis anda dan Interpretasikan
1. Analisis Bivariat
a. Hubungan antara umur dengan BBLRà Uji t independen
Tabel 1
Distribusi Rata-rata Umur Responden dengan Berat Badan
Bayi
BBLR
|
Mean
|
SD
|
SE
|
P value
|
n
|
Ya
|
23,42
|
9,982
|
1,289
|
0,523
|
60
|
Tidak
|
22,55
|
3,159
|
0,408
|
60
|
Rata-rata umur responden
yang kondisi bayinya tidak BBLR adalah 22,55 tahun dengan standar deviasi
sebesar 3,159 tahun. Sedangkan
rata-rata umur responden yang kondisi bayinya BBLR adalah 23,42 dengan standar
deviasi sebesar 9,982 tahun. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,523
di mana melebihi alpha=0,05. Dengan demikian pada alpha 5% terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata
umur responden antara ibu yang bayinya BBLR dan tidak BBLR.
b. Hubungan antara Hb dengan BBLRà Uji t independen
Tabel 2
Distribusi Rata-rata
Kadar Hb Responden dengan Berat Badan Bayi
BBLR
|
Mean
|
SD
|
SE
|
P value
|
n
|
Ya
|
11,833
|
1,0938
|
0,1412
|
0,045
|
60
|
Tidak
|
12,210
|
0,9339
|
0,1206
|
60
|
Rata-rata kadar Hb
responden yang kondisi bayinya tidak BBLR adalah 12,210 gr% dengan standar
deviasi sebesar 0,9339 gr%. Sedangkan rata-rata kadar Hb responden yang kondisi
bayinya BBLR adalah 11,833 gr% dengan standar deviasi sebesar 1,0938 gr%. Pada hasil uji
statistik diperoleh nilai p=0,045 di mana kurang dari alpha=0,05. Dengan
demikian pada alpha 5% terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar Hb responden antara ibu yang kondisi bayinya BBLR dan tidak BBLR.
c.
Hubungan antara status gizi
dengan BBLRà Uji Kai Kuadrat
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan
Status Gizi dengan Berat Badan Bayi
Status Gizi
|
BBLR
|
Total
|
OR
(95% CI)
|
P value
|
||||
Tidak
|
Ya
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
Baik
|
40
|
66,7
|
20
|
33,3
|
60
|
100
|
4.00
1,872-8,545
|
0,001
|
Kurang
|
20
|
33,3
|
40
|
66,7
|
60
|
100
|
||
Jumlah
|
60
|
100
|
60
|
100
|
120
|
100
|
Dari hasil
analisis hubungan antara status gizi
responden dengan berat badan bayi didapatkan bahwa ada sebanyak 20
(33,3%) orang responden dengan gizi
baik yang memiliki bayi BBLR.
Sedangkan pada responden dengan status
gizi kurang ada sebanyak 40 (66.7%)
orang yang memiliki bayi BBLR. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,001 (<0,05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi kejadian BBLR antara responden dengan status gizi baik dan kurang (ada
hubungan yang signifikan antara status gizi responden dengan kondisi berat
bayi).
Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR 4, artinya responden dengan status gizi kurang mempunyai peluang memiliki bayi dengan kondisi BBLR sebesar 4,0 kali daripada responden dengan gizi
baik.
d. Hubungan antara anemia dengan BBLRà Uji Kai Kuadrat
Tabel 4
Distribusi Responden
Berdasarkan Status Anemia dengan Berat Badan Bayi
Status Anemia
|
BBLR
|
Total
|
OR
(95% CI)
|
P value
|
||||
Tidak
|
Ya
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
Ya
|
36
|
60
|
24
|
40
|
60
|
100
|
0,444
0,214-0,923
|
0,045
|
Tidak
|
24
|
40
|
36
|
60
|
60
|
100
|
||
Jumlah
|
60
|
100
|
60
|
100
|
120
|
100
|
Dari hasil
analisis hubungan antara status anemia responden dengan berat
badan bayi didapatkan bahwa ada sebanyak 36 (60%) orang responden tidak menderita
anemia yang memiliki bayi BBLR. Sedangkan pada kelompok responden yang menderita anemia ada sebanyak 24 (40%) orang yang memiliki bayi BBLR. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0451 (<0,05) maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi kejadian BBLR antara responden yang menderita anemia
dan tidak menderita anemia (ada hubungan yang signifikan antara status anemia responden dengan kondisi berat bayi).
Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR 0,444, artinya responden dengan status anemia mempunyai peluang memiliki bayi dengan kondisi BBLR sebesar 0,444 kali daripada responden yang berstatus tidak anemia.
è Terjadi anomali.
Berdasarkan beberapa sumber yang pernah saya baca, pada umumnya, ibu hamil yang
menderita anemia justru berpeluang lebih besar memiliki bayi dengan kondisi
BBLR dibandingkan ibu hamil yang tidak menderita anemia.
e. Hubungan antara sosial ekonomi dengan BBLRà Uji Kai Kuadrat
Tabel 5
Distribusi Responden
Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Gizi dengan Berat Badan Bayi
Status Anemia
|
BBLR
|
Total
|
OR
(95% CI)
|
P value
|
||||
Tidak
|
Ya
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
Tinggi
|
41
|
70,7
|
17
|
29,3
|
58
|
100
|
5,458
2,498-11,928
|
0,0005
|
Rendah
|
19
|
30,6
|
43
|
69,4
|
62
|
100
|
||
Jumlah
|
60
|
100
|
60
|
100
|
120
|
100
|
Dari hasil
analisis hubungan antara status sosial ekonomi responden dengan berat
badan bayi didapatkan bahwa ada sebanyak 17 (29,3%) orang responden dengan status ekonomi tinggi yang memiliki
bayi BBLR. Sedangkan pada responden dengan status gizi kurang ada sebanyak 43 (70.7%) orang yang memiliki bayi BBLR. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0005 (<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi kejadian BBLR antara
responden dengan status sosial ekonomi tinggi dan rendah (ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi
responden dengan kondisi
berat bayi).
Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR 5,458, artinya responden dengan status sosial ekonomi rendah mempunyai peluang memiliki bayi dengan kondisi BBLR sebesar 5,458 kali
daripada responden dengan status sosial ekonomi
tinggi.
Sumber:
http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=13940 (diakses Minggu, 26 Feb 2012, pukul
23.33 WIB)
http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/23/pengaruh-ibu-hamil-penderita-anemia-terhadap-bayi-berat-badan-lahir-rendah-bblr-di-di-daerah-rawan-pangan-di-kab-lumajang-jawa-timur/
(diakses Minggu, 26 Feb 2012, pukul 23.37 WIB)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar :)