Implementasi Teknologi
Komputer Dalam Bidang Kesehatan
di
Daerah Terpencil
Tugas Mata Kuliah Teknologi
Komputer
Oleh :
Anifatun
Mu’asyaroh
Fauziah
Nurmala Sari
Helmi
Wahyuningsih
Iksanatun
Fadila Oktabriani
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
INDONESIA
Mei 2012
Latar
Belakang
Kesehatan
di daerah terpencil
memang menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat (basic need). Namun, jika dilihat dari kondisi saat ini, pelayanan kesehatan di daerah terpencil belum memadai,
baik dari segi sumber daya manusia maupun infrastruktur di institusi pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pembangunan kesehatan secara intensif oleh pemerintah untuk mengatasi minimalnya sumber daya dan fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut.
Tujuan pembangunan kesehatan di daerah terpencil diarahkan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun, jika diamati lebih pembangunan kesehatan antara daerah maju
dan daerah terpencil mengalami kesenjangan cukup signifikan. Hal itu tentu akan
berdampak pada pembangunan manusia Indonesia. Simak saja peringkat Human
Development Index (HDI) bangsa Indonesia menurut UNDP pada tahun 2006, di mana Indonesia
menduduki peringkat ke-108 dari 177 negara-negara di dunia. Mengingat keterbatasan
infrastruktur yang ada di daerah terpencil, pemerintah perlu mengupayakan
peningkatan fasilitas, salah satunya dengan meningkatkan pengadaan teknologi. Teknologi digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Sebagai contoh,
penggunaan sistem informasi untuk penggunaan database dan juga bisa digunakan
untuk memantau kesehatan pasien (memonitor detak jantung, memonitor aliran
darah, memeriksa organ dalam pasien dengan sinar x, dll).
Salah satu teknologi yang sangat penting
untuk diupayakan adalah teknologi komputer. Teknologi komputer ini dapat berguna
untuk memudahkan petugas kesehatan dalam menunjang kinerjanya serta dalam
melayani masyarakat setempat. Semakin pesatnya perkembangan teknologi computer
mengakibatkan keberadaan sistem informasi elektronik berbasis komputer sangat
strategis dalam meningkatkan pembangunan, salah satunya adalah pembangunan
kesehatan. Informasi-informasi tersebut dapat digunakan bagi
kepentingan pelaporan dalam surveilans untuk mengetahui masalah kesehatan yang
sedang terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan langsung dalam penyelesaian
masalah tersebut. Selain itu, informasi yang ada disebarluaskan kepada
masyarakat sehingga masyarakat mengetahui kondisi kesehatan di wilayahnya.
Pentingnya Teknologi Komputer
dalam Menunjang Aktivitas di Bidang Kesehatan Khususnya di
Daerah Terpencil
Pada daerah yang belum menggunakan pemanfaatan teknologi
komputer, sistem pelayanan kesehatan masih dilakukan secara manual menggunakan
tangan. Hal ini tentunya dapat menghambat efektivitas dam efisiensi kinerja
petugas dalam bekerja dan melayani masyarakat. Padahal pemanfaatan teknologi
komputer dapat memudahkan petugas, misalnya dalam hal:
1. Rekam medis berbasis komputer,
secara
prinsip, rekam medis berbasis komputer mencakup penggunaan database untuk
mencatat semua data medis pasien atau data klinis pasien yang berasal dari
hasil pemeriksaan dokter maupun hasil pemeriksaan laboratorium. Jika
diterapkan, sistem ini dapat membantu petugas dalam melihat riwayat penyakit
dan perkembangan kondisi pasien secara mudah. Dengan kelengkapan fasilitas
elektronik, dokter secara rutin menggunakan komputer untuk menemukan pasien,
mencari data klinis, serta memberikan instruksi klinis.
2. Teknologi nirkabel,
pemanfaatan
jaringan komputer dalam dunia medis sebenarnya telah dirintis sejak hampir 40
tahun yang lalu. Melalui jaringan nirkabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke
dalam database pasien tanpa harus terganggu mobilitasnya.
3. Komputerisasi pada proses administrasi, seperti sistem
penjadwalan petugas medis (dokter, perawat),
4. Komputerisasi pada proses regristasi pasien,
5. Penanganan dan pengolahan data sosial pasien,
6. Penanganan dan pengolahan data kunjungan pa,sien
7.
Penanganan pembayaran atas tindakan dan
pelayanan
8.
Keuangan dan accounting.
Penggunaan
teknologi komputer di daerah terpencil masih sangat minimal. Salah satu contoh
adalah di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki peringkat ke-31 dari
33 provinsi dalam Indeks Pembangunan Manusia. Kesehatan merupakan salah satu
indikator dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia. Dalam pembangunan
kesehatan itu sendiri, dibutuhkan penggunaan sistem informasi yang tepat. Akan
tetapi, kendala yang dihadapi oleh Provinsi NTT adalah terbatasnya ketersediaan
sarana dan prasarana sistem informasi dan minimnya penggunaan fasilitas
komputer. Terbatasnya ketersediaan sistem informasi dapat mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga pelaksanaan yang dilakukan oleh
Provinsi NTT kurang maksimal.
Selain di Provinsi NTT, Provinsi NTB yang berada pada
peringkat ke-32 dari 33 provinsi juga memiliki masalah terkait penggunaan
teknologi komputer, yaitu adanya fragmentasi dalam sistem informasi kesehatan.
Maksud dari fragmentasi tersebut adalah banyaknya penggunaan sistem informasi
kesehatan yang berbeda-beda di semua tingkat administrasi (kabupaten, kota,
provinsi). Hal ini mengakibatkan terjadinya duplikasi data, kurangnya
kelengkapan data, dan data yang tidak valid. Hasil penelitian di NTB
membuktikan bahwa puskesmas harus mengirim lebih dari 300 laporan dan terdapat
8 macam sistem yang digunakan sehingga beban administrasi dan beban petugas
terlalu tinggi. Beban-beban yang terlalu tinggi mengakibatkan ketidakefektifan
dan ketidakefisiensian sistem informasi kesehatan yang digunakan.
Selain itu, masalah yang dihadapi dalam sistem
informasi kesehatan ialah format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda
dan belum memiliki standar secara nasional. Hal ini diwujudkan dari masih
adanya daerah yang mencatat dan menyerahkan laporan kesehatan yang diisi dengan
tulisan tangan. Lebih buruknya, mereka terkadang menyusun sendiri poin-poin
pelaporan sehingga tidak sesuai dengan standar yang sudah dibuat oleh
pemerintah. Sudah dapat dipastikan, metode pencatatan dan data basing seperti ini sangat tidak efektif dan memberi informasi
yang baik.
Masalah tersebut mendorong pemerintah untuk membuat
perencanaan sistem informasi kesehatan daerah yang baru pada tahun 2008, yakni
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) “Satu Pintu”. Sistem ini merupakan
sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan yang berpusat pada sebuah bank data
sebagai pintu masuk dan keluarnya data, yang berisikan data individu dan atau
agregat yang berasal dari setiap fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta serta sektor terkait.
Untuk menerapkan SIKDA “Satu Pintu”, dibutuhkan sarana
pendukung, antara lain bangunan, hardware,
software, SDM untuk pengumpulan, pengolahan, analisa, dan visualisasi data.
Terlebih, 96% puskesmas harus memiliki minimal satu unit computer untuk dapat
melaksanakan program ini.
Selain hal
di atas, dalam penggunaan teknologi komputer dibutuhkan tenaga ahli profesional
untuk menjalankan sistem pelayanan kesehatan berbasis komputer. Dengan adanya
tenaga ahli, maka penggunaan teknologi komputer dalam sistem pelayanan
kesehatan menjadi optimal dan saat terjadi masalah dalam penggunaan komputer,
mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Keuntungan Penggunaan Teknologi Komputer dalam Bidang Kesehatan
Dari salah satu pemaparan di atas, dapat dikerucutkan
sebuah intisari bahwa pengolahan data dengan metode manual sangat kurang
efektif dan efisien, terutama dalam hal penyimpanan data. Sedangkan apabila
data diolah dan disimpan dalam komputer, kemungkinan data tersimpan dan terolah
dengan baik akan lebih besar. Selain itu, komputer melalui software-software yang terdapat di dalamnya dapat menghasilkan
informasi yang berkualitas dan akurat kaena dilakukan uji analisis sehingga
membantu dalam hal pengambilan keputusan. Adapun keuntungan yang didapat dari
penggunaan teknologi komputer adalah sebagai berikut.
- Dapat mengurangi pekerjaan yang berulang-ulang atau dapat mengedit
dengan mudah, tampilan yang mudah dipahami oleh pemakai, meningkatkan
kinerja dalam rangka melakukan perjalanan menyelesaikan tugas dengan baik.
- Dapat menyajikan informasi secara akurat karena informasi yang
dihasilan lebih berkualitas daripada jika diolah secara manual.
- Informasi dapat diperoleh tepat waktu karena data yang sudah di-input umumnya dapat diolah dalam
waktu yang relative singkat dan cepat
- Relevan, kaena informasi yang setiap saat dibutuhkan dapat
diperoleh sehingga informasi yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.
Kendala yang Dihadapi dalam Penerapan
Teknologi Komputer dalam Bidang Kesehatan di Berbagai Daerah di Indonesia
Berdasakan paparan di atas, penggunaan komputer di
bidang kesehatan di negara-negara berkembang, seperti di berbagai daerah di
Indonesia masih belum merata. Tidak hanya dari segi fasilitas komputer dan
jaringannya, tetapi dari segi sumber daya manusia. Di Indonesia masih sedikit
tenaga kesehatan yang sekaligus dapat mengoperasikan komputer. Hal ini salah
satu penyebab masih minimalnya penggunaan komputer sebagai pendukung
kesejahteraan kesehatan masyarakat. Padahal, maksud pemerintah mengadakan
sistem informasi kesehatan berbasis komputer adalah untuk mempermudah pekerjaan
dalam keterbatasan sumber daya manusia.
Penggunaan komputer tentunya tidak lepas dari listrik.
Seperti yang kita tahu, komputer membutuhkan listrik untuk dapat beroperasi.
Meskipun pemerintah sudah merencanakan sebuah sistem informasi kesehatan di daerah-daerah,
tetap saja hal itu kurang dapat memberikan hasil yang baik, karena masih banyak
daerah yang mendapat pemadaman listrik bergilir atau bahkan sama sekali belum
teraliri listrik. Oleh karena itu dibutuhkan peran serta yang tinggi, konsisten
dan intensif dari pemerintah dalam hal penyediaan aliran listrik yang baik dan
merata hingga daerah terkecil di nusantara.
Masalah utama dari masih minimalnya penggunaan
komputer di daerah adalah masih sedikitnya penyediaan komputer bahkan di
tingkat rumah sakit. Hal inilah yang membuat daerah masih kesulitan dalam hal pengolahan
data kesehatan.
KESIMPULAN
Tiga
peringkat indeks pembangunan manusia berada di Provinsi Papua, NTB, dan NTT. Indikator
dalam pengukuran indeks pembangunan manusia adalah kesehatan, pendidikan, dan
ekonomi. Dalam meningkatkan pembangunan kesehatan, dibutuhkan infrastruktur
yang mencakup sarana dan prasarana, salah satunya adalah teknologi komputer. Namun,
penggunaan teknologi komputer di tiga provinsi di atas masih minimal. Proses
pelaksanaan pelayanan kesehatannya pun masih kurang maksimal. Hal ini dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di wilayah tersebut terutama daam hal
pengumpulan dan penyimpanan data-data pasien yang seharusnya akan lebih mudah
dan terorganisasi dengan baik apabila menggunakan sistem komputerisasi yang
sudah terjamin baik kinerjanya.
SARAN
Saran yang
dapat disampaikan kepada daerah-daerah yang masih belum menggunakan teknologi komputer sebagai alat utama
penyampaian dan penampungan segala data dan informasi antara lain sebagai
berikut.
1.
Untuk
menghindari kesalahan dan ketidakefektifan dalam pengumpulan dan penggunaan
data yang biasanya terjadi apabila menggunakan metode manual, sebaiknya
pengolahan data dan informasi kesehatan beralih menggunakan sistem berbasis
komputer. Hal ini cukup mungkin dilakukan karena syarat utama penggunaan
kompter adalah adanya listrik, operator dan komputer itu sendiri.
2.
Pemanfaatan
media komputer sebagai penghubung arus informasi dan pendukung pelayanan
kesehatan seharusnya diterapkan sebagai pengganti cara kerja manual.
3.
Meningkatanya
peran pemerintah dalam hal pengadaan tenaga ahli komputer, penyediaan alur
listrik hingga ke pelosok terkecil dan komputer khusus kesehatan minimal
berjumlah satu unit yang ditempatkan di puskesmas desa.
4.
Adanya
pelatihan terhadap para tenaga kesehatan mengenai cara mengoperasikan komputer
dan menjalankan berbagai software
yang berkaitan dengan pengolahan data, kesehatan dan perhitungan sederhana.
Dengan demikian, keberadaan komputer tidak malfungsi di daerah tersebut. Hal
ini didasarkan pada adanya daerah yang sebenarnya masyarakat dan daerahnya
berpotensi memanfaatkan sistem berbasis komputer, tetapi dari mereka sendiri
masih kurang adanya kesadaran dan keinginan. Dengan adanya pelatihan terhadap
tenaga kesehatan yang notabene dapat
dikatakan sebagai salah satu contoh masyarakat, maka diharapkan perkembangan
pemanfaatan komputer dapat meningkat.
Daftar Pustaka
http://www.anneahira.com/teknologi.htm
(Rabu, 2 Mei 2012. 19.00 WIB)
http://rembangkab.bps.go.id/index.php/id/publikasi/indeks-pembangunan-manusia.html
(Kamis, 3 Mei 2012. 15.45 WIB)
http://bps.go.id/tab_sub/excel.php?id_subyek=26%20¬ab=2
(Kamis, 3 Mei 2012. 16.12 WIB)
http://www.nttprov.go.id/download/Renstra_04-08.doc
(Rabu, 3 Mei 2012. 20.10 WIB)
Rahmi Soarini. "Cukilan
Desentralisasi: Inovasi dalam Pembangunan Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dan Tantangan Keberlanjutan Penerapannya". http://www.batukar.info/system/files/BinderRahmi.pdf (diakses pada tanggal 3 Mei 2012, 17:20 WIB)
dr.Awi Muiadi Wijaya, MKM." Perkembangan Terkini
dan Masa Depan SIK di Indonesia". http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=183:perkembangan-terkini-dan-masa-depan-sistem-informasi-kesehatan-sik-di-indonesia&catid=27:helath-programs&Itemid=28
(diakses pada tanggal 3 Mei 2012, 17:15
WIB).
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar :)