PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
”Pemanfaatan Briket Kulit Pisang sebagai Bahan
Alternatif Baru yang Ekonomis dan Berkulitas”
Bidang Kegiatan:
PKM Kewirausahaan
Diusulkan oleh:
Anifatun Mu’asyaroh 1006668014 Angkatan 2010
Laeli Nu r Maeni 1006669420 Angkatan 2010
Ria Resti Agustina 1006670340 Angkatan 2010
|
|
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2010
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Menciptakan Briket
Kulit Pisang sebagai bahan bakar Alternatif Baru yang Ekonomis dan Berkualitas
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP
(√) PKMK
( )
PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan
( ) Pertanian
( )
MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
(√) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( )
Pendidikan
4. Ketua Pelaksana
Kegiatan
a.
Nama Lengkap : Ria Resti Agustina
b.
NPM :
1006670340
c.
Jurusan :
Kesehatan Masyarakat
d.
Universitas :
Universitas Indonesia
e.
Alamat : Lundong Karanganyar RT 02/03 Kutowinanun,
Kebumen
f.
No. HP :
087737803092
g.
Alamat e-mail :
rhesttea_august@yahoo.com
5. Anggota Pelaksana
Kegiatan : 2 orang
6. Biaya Kegiatan
Total
DIKTI : Rp. 10.000.000,-
Jangka Waktu Pelaksanaan : 10 minggu
Depok,
23 Septeber 2010
Menyetujui,
Manajer
Mahalum Kesehatan Masyarakat Ketua Pelaksana Kegiatan
Universitas
Indonesia
(Nisfarwati
Volini, SKM. MKM) (Ria Resti Agustina)
NIP 100013011
”Pemanfaatan Briket Kulit Pisang sebagai Bahan
Alternatif Baru yang Ekonomis dan Berkulitas”
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bumi
semakin tua. Sumber energi planet ini sudah pasti semakin terbatas. Kelangkaan sumber energi seperti
minyak tanah dan gas LPG sering kali terjadi. Antrean panjang masyarakat untuk
memperoleh minyak tanah bukan lagi fenomena langka.
Seperti
yang kita tau, sumber energi ini tak lagi dapat diperbaharui. Kita hanya bisa
menunngu habis. Pemborosan dan eksploitasi besar-besaran yang tidak
mempertimbangkan dampak yang muncul akhir-akhir ini tentu saja mempercepat
proses penghabisan sumber daya terbatas ini. Perlahan tapi pasti krisis energi
benar-benar terjadi. Ketidakseimbangan antara energi yang dihasilkan dan energi
yang digunakan menyebabkan krisis energi semakin parah.
Begitu
pula di Indonesia. Kita kaya akan sumber daya alam, tapi rakyat kita begitu
sulit memperolah sumber daya tersebut. Misalnya minyak tanah. Antrean panjang
dan menumpuknya jerigen minyak tanah hingga berhari-hari menjadi bukti nyata
bahwa kita susah sekali memanfaatkan sumber daya terbatas ini. Krisis energi
parah pun melanda Indonesia. Minyak tanah langka, tapi tetap dicari meski
dengan harga yang fantastis. Meski begitu, justru sebagian besar rakyat negeri,
masyarakat bawah pun sulit menjangkau.
Pemerintah
pun berusaha mengatasi kelangkaan BBM dengan program peralihan ke LPG. Tabung
gas tiga kiloan secara masal diproduksi. Pembagian gratis kompor gas dan LPG
mulai direalisasikan. Sayangnya, banyak masyarakat yang tak secara optimal
memanfaatkannya. Ketidak amanan dalam penggunaan tabung gas ini memjadi alasan
khusus. Proses produksi secara masal yang kurang memperhatikan kualitas dan
ulah tangan-tangan jahil dianggap penyebab ketidakamanan tabung tiga kilo ini.
Sebenarnya
telah banyak anak bangsa yang berusaha menciptakan sumber energi alternatif
yang tak hanya hemat dan efisien tapi juga memperhatikan aspek ramah
lingkungan. Dimanfaatkannya ubi, sekam padi, sampah organik sebagai sumber
bahan bakar alternatif mulai diaplikasikan. Kulit pisang pun muncul sebagai
sumber energi alternatif yang berpeluang besar mengatasi krisis energi yang
mulai mengancam. Ini berawal dari banyaknya sampah kulit pisang yang tak
termanfaatkan. Siapa sangka, kulit pisang yang selalu
kita buang ternyata bisa djadikan sumber energi. Penemuan berawal dari para
peneliti dari Universitas Nottingham, Inggris yang menemukan cara untuk
mengolah sampah kulit pisang yang banyak terdapat di Afrika, menjadi bahan
bakar sumber energi.
Kulit pisang itu diubah menjadi semacam briket yang bisa
dibakar dan digunakan untuk memasak, penerangan, dan pemanas ruangan. Penemuan
briket dari kulit pisang ini bisa menggantikan penggunaan kayu bakar dan
mengurangi penebangan pohon.
Di beberapa negara di Afrika, seperti Rwanda, terdapat
banyak sekali pohon pisang. Pisang juga diolah menjadi makanan dan minuman,
karena itu banyak terdapat sampah kulit pisang. Agar tidak menjadi sampah yang
terbuang percuma, para peneliti memanfaatkannya menjadi bahan bakar yang bisa
digunakan oleh masyarakat setempat.
Begitu pula di Indonesia. Kulit pisang cenderung mudah
untuk diperoleh. Baik dari konsumsi rumah tangga, penanam buah, pedagang buah,
ataupun pemilik usaha kecil gorengan khususnya pisang goring. Jadi terbuka
lebar peluang untuk menanfaatkan kulit pisang ini sebagai bahan bakar
alternatif yang berperan penting dalam masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan
latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah yang kami jadikan bahasan pada
Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Kewirausahaan ini adalah:
1.
Apakah
kulit pisang sudah banyak dimanfaatkan.
2.
Apakah
masyarakat sudah banyak mengetahui tentang penggunaan kulit pisang untuk
pembuatan briket.
3.
Bagaimana
mengolah kulit pisang menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif.
4.
Bagaimana
mengajak masyarakat menggunakan briket sebagai bahan bakar usaha kecil maupun
keseharian.
5.
Bagaimana
mengembangkan briket untuk kewirausahaan.
C. TUJUAN PROGAM
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang
pengabdian masyarakat ini adalah:
1.
Mengolah
dan memanfaatkan sampah kulit pisang menjadi bahan bakar alternatif yaitu
briket kulit pisang.
2.
Mengenalkan
briket dari kulit pisang kepada masyaraakat sebagai bahan bakar alternatif.
3.
Mengajak
masyarakat untuk menggunakan briket kulit pisang untuk bahan bakar alternatif
usaha kecilnya maupun keseharian.
4.
Memproduksi
briket kulit pisang sebagai program kewirausahaan.
D. LUARAN YANG
DIHARAPKAN
1.
Meminimalisasi sampah organik khususnya kulit pisang
dan serbuk gergaji.
2.
Menyerap pengangguran sebagai tenaga kerja dalam
produksi briket kulit pisang.
3.
Membantu masyarakat untuk mendapatkan bahan bakar
alternatif yang murah dan terjangkau.
E. KEGUNAAN PROGRAM
Bagi Mahasiswa
1.
Meningkatkan
jiwa enterpreneurship.
2.
Meningkatkan
kreatifitas mahasiswa dalam memanfaatkan sampah organik menjadi bahan yang
bermanfaat.
Bagi Masyarakat
1.
Membantu
masayarakat memperoleh bahan bakar alternatif yang lebih ekonomis.
2.
Memperluas
lapangan kerja untuk masyarakat terutama
pengangguran.
3.
Memberi
inovasi baru untuk masyarakat dalam berwirausaha.
Bagi Lingkungan
Mengurangi sampah
organik khususnya kulit pisang dan serbuk gergaji.
F. GAMBARAN UMUM RENCANA
USAHA
1.
Bentuk Kepemilikan
Bentuk
kepemilikan wirausaha ini dapat dimiliki oleh perorangan maupun kelompok
(memiliki partnership). Hal ini
karena dalam wirausaha ini tidak membutuhkan modal yang besar.
2.
Struktur Organisasi
PENANGGUNG
JAWAB
Penanggung
jawab bertugas memimpin jalannya kewirausahaan ini dan bertanggung jawab atas
semua yang terjadi dalam proses kewirausahaan ini
BAGIAN
PEMASARAN
Bagian
pemasaran memiliki peranan dalam memasarkan hasil produksi briket ini. Bagian
pemasaran juga menangani perjanjian-perjanjian mengenai produk dengan instansi lain.
BAGIAN
PRODUKSI
Tugas utama
bagian produksi yaitu memproduksi briket. Hal ini tentunya berkaitan dengan
mengolah serbuk gergaji dan kulit pisang menjadi briket.
BAGIAN
KEUANGAN
Mengelola pendapatan yang masuk dan keluar
merupakan tugas utama bagian keuangan. Sedangkan tugas lainnya adalah menghitung laba, modal dan pengeluaran; menulis pembukuan; dan meramalkan biaya yang
dibutuhkan pada setiap proses produksi.
3.
Sumber Daya Material
Bahan utama dalam pembuatan briket yaitu kulit pisang
dan serbuk gergaji yang sangat mudah didapatkan di sekitar kita. Kulit pisang
dan serbuk gergaji biasa dibuang oleh kebanyakan orang atau lebih tepatnya bisa
disebut sebagai sampah. Di sini, kita bisa memanfaatkan sampah tersebut menjadi
barang bernilai ekonomis dan sangat bermanfaat. Kulit pisang bisa kita peroleh
dari penjual pisang goreng dan serbuk gergaji bisa kita dapatkan dari tukang
bangunan.
4.
Sumber Daya
Manusia
Membuat briket ini sangat mudah sehingga dalam pembuatannya pun tidak
harus memiliki keterampilan khusus. Dengan demikian, semua orang dapat
membuatnya tanpa menghadapi kesulitan.
Walaupun demikian, kendala-kendala pasti ada.
5.
Kompetitor
Dalam bidang wirausaha ini, jumlah produsennya masih
sangat langka. Jadi, diperkirakan usaha ini akan berkembang pesat dan dapat
menguasai pasar karena belum ada pesaing-pesaing yang bergerak dalam bidang
ini. Apalagi briket ini tergolong praktis dan tahan lama penggunaannya.
6.
Analisis
Permintaan Pasar
Kemungkinan, pada awalnya permintaan yang masuk
masih sedikit. Namun, setelah melakukan promosi dan dalam waktu sedikit
diperkirakan permintaan akan meningkat mengingat harganya yang ekonomis dan
terjangkau. Kami optimis briket ini akan menjadi bahan alternatif yang diminati
oleh warga, terutama kalangan menengah ke bawah dan para penjual makanan,
seperti sate, makanan panggang, nasi goreng, dll.
7.
Analisis
Ekonomi
Modal awal yang dibutuhkan diperkirakan sebesar Rp 500.000,00. Modal ini
digunakan untuk membeli pasokan kulit pisang dan serbuk gergaji. Keduanya
didapat dari para penjual makanan tradisional yang menggunakan pisang dan
tukang kayu atau pabrik furnitur. Kulit pisang dan serbuk gergaji yang
merupakan sampah pastinya akan dapat dibeli dengan harga murah sehingga
estimasi dananya yaitu Rp 1.000.000,00.
Dengan harga penjualan sebesar Rp 1.500,00, dan dengan perkiraan hasil
produksi sebanyak 1000 bungkus per minggu, maka pendapatan selama satu minggu
jika seluruh produk habis terjual adalah sebesar Rp 1.500.000,00. Dengan
demikian keuntungn selama satu minggu adalah sebesar Rp 1.000.000,00 atau sama dengan
Rp 4.000.000,00 per bulan. Keuntungan tersebut lalu dibagikan kepada para
karyawan.
G. METODOLOGI PELAKSANAAN
Dalam pembuatan briket
kulit pisang ini, ada beberapa tahap yang ditempuh, yaitu:
1.
Tahap
Eksperimen Produk
Dalam
tahap ini kami melakukan percobaan pembuatan briket dari kulit pisang. Mulai
dari tahap pencarian bahan baku, pembusukkan dan penumbukan kulit pisang,
pembakaran, pembuatan bubur dan pembentukan briket menjadi balok-balok yang
siap digunakan. Setelah itu baru dilakukan pengujian dan pembandingan kualitas
antara briket dari jenis pisang yang satu dengan jenis pisang yang lain.
Setelah menemukan briket dari jenis kulit pisang yang paling efisien maka
dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Tak haya mengenai kulit pisang, komposisi
atau perbandingan yang tepat antara jumlah serbuk gergaki dan kulit pisang yang
dibutuhkan juga masuk dalam tahapan experimen. Dengan begitu diharapkan untuk
mendapatkan produk briket kulit pisang yang benar-benar berkualitas.
2.
Tahap
Produksi Produk
3.
Tahap
Pengenalan Briket ke Pasar
Sejauh
ini briket kulit pisang masih jarang dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu,
kita perlu mempromosikan briket ini kepada mereka. Selain promosi, kita juga
akan mendistribusikan beberapa sample briket di warung-warung kelontong. Untuk
perkenalan, mungkin kami akan mematok harga yang lebih murah. Misalnya jika harga
jual seharusnya sebesar Rp 1.500,000/bungkus, maka sebagai harga perkenalan
briket ini akan didiskon sebesar Rp 200,00 menjadi Rp 1.300.000,00.
4.
Tahap
Perkembangan Produk
Dalam
tahapan ini kami akan mengusahakan untuk terus mencari jenis kulit pisang mana
yang dianggap paling hemat dan berkualitas. Selain itu kami juga terus berusaha
menemukan perbandingan komposisi antara serbuk gergaji dan kulit pisang yang
dianggap paling pas agar mendapatkan manfaat yang optimal. Dengan begitu
diharapkan usaha briket kulit pisang ini yerus mengalami perkembangan dan
kemajuan.
5.
Tahap
Perluasan Cabang
Dalam
tahap ini tentunya kami akan memperluas tempat-tempat produksi. Selain itu
perluasan daerah pendistribusian juga akan dilaksanakan.. Pendistribusian tak
hanya dilakukan di pusat produksi. Penyaluran hasil produksi briket kulit
pisang dapat juga melalui warung-warung dan toko-toko masyarakat yang membuka
usaha kecil. Gerakan menuju pasar dan mini
market juga akan direalisasikan untuk memperluas lingkup pemasaran.
6.
Tahap
Pertahanan Kualitas
Kami
akan tetap fokus pada produksi ini dan mempertahankan kualitas briket kulit
pisang agar masyarakat merasa puas dan merasakan manfaatnya secara optimal.
Keloyalan juga amat diperlukan agar masyarakat tak hanya puas dengan kualitas
produk, tetapi juga pelayanan klami.
Target Pasar
a. Ibu-ibu rumah tangga
b.
Pemilik usaha kecil seperti rumah makan, penjual makanan, dan produksi genteng
dan batu bata.
c. Semua kalangan ekonomi.
Positioning
Briket kulit pisang menjadi bahan bakar alternatif
yang tidak hanya bernilai ekonomis tetapi juga berkualitas.
Penetapan Harga
Harga
penjualan ditetapkan berdasarkan daril:
Biaya bahan seperti kulit pisang, serbuk
gergaji, dan kayu bakar yang habis selama satu minggu= Rp : 7 hari = Rp 139.600/hari
Biaya
investasi peralatan seperti tengku selama 5 tahun = Rp 3.700.000: 5 tahun : 365
hari = Rp 2.000/hari
Biaya
lain-lain selama satu bulan= Rp 554.000 : 30 hari = Rp 18.500/hari
Distribusi
Produk
briket ini didistribusikan kepada masyarakat melalui penjual sehingga disini
melibatkan peranan toko, pasar, dan minimarket.
Strategi
Promosi
-
Pemasaran
Banner, flier/ brochure, baliho dan spanduk briket
kulit pisang
Banner, flier/ brochure,
baliho dan spanduk digunakan untuk mempromosikan dan mengenalkan produk briket
kulit pisang ini kepada masyarakat. Cara ini dilakukan dengan meletakkan banner di depan pintu tempat
penjualan seperti toko, pasar, dan minimarket atau membagikan brochure di
daerah strategis yang banyak dijamah orang, memasang baliho di sepanjang jalan
dan spanduk ditempat-tempat umum dengan tujuan:
Ć¼ Masyarakat
kenal produk kami sebagai bahan bakar alternative yang praktis dan lebih
ekonomis.
Ć¼ Meningkatkan
brand awareness di mata masyarakat
Hubungan
Masyarakat
Kami
mengusahakan produk kami dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat banyak
mengenal produk kami. Hal ini dilakukan dengan memasang spanduk didepan toko,
pasar atau minimarket yang
menyediakan briket kulit pisang.
I. RANCANGAN BIAYA
1. PEMASUKAN
NO.
|
SUMBER
|
PEMASUKAN
|
1.
|
Dikti
|
Rp. 10.000.000,00
|
2.
|
Donatur
|
Rp. 500.000,00
|
|
Rp. 10.500.000,00
|
2. PENGELUARAN
a. Biaya Pelaksanaan dan Operasional Kegiatan
No
|
Jenis Kegiatan
|
Biaya
|
1.
|
Peresmian
Tempat Usaha Briket
- Tumpeng
- Konsumsi
- Balai warga
|
Rp. 600.000,00
|
2..
|
Pengenalan
Produk ke Masyarakat
- LCD dan computer
- Pembagian
sample produk
|
Rp. 500.000,00
|
3.
|
Training Time ow ow
- Honor pelatih
- Pembelian bahan baku
- Sewa tempat
|
RP. 750.000,00
|
4.
|
Pembinaan
Rutin
- Honor Pembicara
- Hand
Out Materi
- Bahan baku
|
Rp. 2.000.000,00
|
5.
|
PKL
(Praktek Kerja Lapangan )
- Sewa gedung Balai Warga
|
Rp. 50.000,00
|
6.
|
Fundraising
- Modal awal Peserta
|
Rp. 1.000.000,00
|
7.
|
Transportasi
- Transportasi Tim PKM
- Transportasi Trainer
- Transportasi Distribusi
|
Rp. 750.000,00
|
10
|
Komunikasi
- Komunikasi Tim PKM dengan
Lembaga Kerjasama dan trainer
|
Rp. 150.000,00
|
11
|
Konsumsi
- Konsumsi Peserta
- Konsumsi Tamu Undangan
- Konsumsi Calon Karyawan
- Konsumsi Tim PKM
- Konsumsi Trainer
|
Rp. 2.000.000,00
|
12
|
Dokumentasi
- Dokumentasi Kegiatan
|
Rp. 200.000,00
|
13
|
Print,
fotokopi, jilid proposal dan laporan
|
Rp. 100.000,00
|
TOTAL
|
BIAYA
|
Rp. 8.100.000,00
|
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar :)